Kamis, 03 Februari 2011

_masih ku simpan kerikil pantai tempat kita berdiri sore itu_

tersangka posting : Endah Kurniawati @ 2/03/2011 02:07:00 PM
hari itu, ku tak miliki rencana apa-apa, kujalani semua apa adanya,
kesini, kesana, sungguh saat itu ku hanya ingin hura-hura,
bukan tanpa alasan, bukan tanpa keinginan, semua berlalu begitu saja,
hingga akhirnya, ku tak mengenal siapa lagi mereka,
kecuali dia, hanya dia...

dia yang menghampiriku, dan kupaksa mengajakku,
ku ingin kesana, ke tempat yang dia ceritakan dua hari sebelumnya,
ke tempat yang tak bisa kubayangkan, hmm, mungkin karena ku belum pernah melihatnya...



sore, tapi belum senja, karena terik matahari masih bisa kurasa, aku dan dia merasa sama,
kita mulai berjalan, kita mulai mendekat, mendekat ke tempat, yang telah kita buat sepakat,
tempat itu, tempat yang kau janjikan padaku..

sungguh itu hal baru untukku, dan kau anggap ketidaktahuanku adalah hal yang lucu,
tapi ku tahu, tentu itu akan buatmu bangga selalu, karena katamu yang terpenting adalah senyumku...

jalan berliku beratap langit biru, hutan disisi kanan kiriku, 
aku mulai takut dan sedikit ragu, tapi kau yakinkanku, 
aku akan baik-baik saja bersamamu, dan entah mengapa ku selalu percayaimu...

banyak cerita terurai disana, kata demi kata berbaris mengikuti jejak langkah kaki kita, 
canda tawa mengalir begitu saja, seolah tak peduli alam sekitar begitu berbahaya,
tapi sekali lagi, padamu, aku percaya...

matahari masih terik ketika kau bilang kita hampir sampai, 
ku sedikit mengantuk karena mungkin terlalu santai, 
andai kalian tahu perjalanan melelahkan tapi menyenangkan itu membuatku damai..

hingga akhirnya, kita benar-benar sampai,,,

pantai?

pantai!!!

sebuah pantai yang memang benar ku tak bisa bayangkan, 
ku tersenyum dan sepertinya kau bahagia,
ku tertawa dan kau pun ikut tertawa..

indah, kuakui indah, damai, kurasa damai disana,
kita mulai berjalan mendekatinya, mendekati air yang sedang bermain-main dengan asyiknya,
meski akhirnya ku kesini dan kau kesana, kita berjalan berlawanan arah,
ku dengan imajinasiku, dan kau dengan fikiranmu...


ku lihat kau berdiri di tepi, berdiri sendiri dan ku mulai mengerti,
ada beban di wajahmu, kutangkap kesedihan di rona parasmu,
kau menatapku, kulihat itu meski kita jauh,
kau tersenyum dan memaksaku ikut tersenyum walau ku tak mengerti apa maksudmu...

kau mulai mendekat, mendekatiku yang sedari terduduk menunduk,
kau berkata, waktu kita tak banyak, nikmati semua sekarang sebelum akhirnya kita harus meninggalkan, ku mulai paham dan ku tersenyum agar tetap membuatmu senang, karena ternyata itulah yang membuatmu jadi fikiran...

tak banyak kalimat terucap disana, kita benar-benar bicara hanya lewat rasa,
dan kadangkala ku biarkan air laut bermain dengan kata-kata, 
membuat kita makin terdiam tak bicara...

tak lagi kurasakan terik, ketika suaramu tiba-tiba memekik,
waktu habis, kau ingatkan lagi bahwa waktu kita hanya sedikit,
sebelum melihat senyumku hilang kau mengatakan suatu hari kita pasti kembali, 
kembali lagi kesini, dan kau berhasil mempertahankan senyum ini...

ku ambil satu, dua, tiga buah kerikil pantai, pantai tempat kita berdiri,
dan ku tak tahu persis mengapa ku melakukan itu, ku hanya ingin membawa sesuatu dari tempat itu agar ku bisa mengenang itu, mengenangmu...

kau menarikku, ini seperti mimpi bagiku, 
karena kau bilang kita mengejar waktu,
sebelum matahari benar-benar berlalu,
dan sebelum gelap menyelimutiku...

dingin mulai kurasa, kupastikan lagi apa yang telah kau kata,
kita akan kembali bukan, kesini lagi, bersama-sama?
kau tersenyum sambil mengangguk, tentu!
dan jawabanmu menghangatkanku...


kita berjalan berdampingan, banyak kata mengikuti jejak langkah kita,
kupamerkan batu kerikil di tanganku, dan lagi-lagi kau menganggapnya lucu,
tapi ku tetap tak acuh, karena kau bilang yang terpenting adalah senyumku...


dalam kegelapan kita mulai menghilang, kita kembali pada dunia nyata yang temaram, 
ku kesini kau kesana, kita berjalan berlawanan arah, ku tahu kau menatapku meski kita jauh,
hingga akhirnya yang tersisa, satu, dua, tiga batu kerikil pantai tempat kita berdiri sore itu,
ku yakin suatu hari kita akan kesana, kesana bersama-sama, karena entah mengapa, padamu aku percaya, dan bersamamu senyumku selalu ada... 




_by endahaibara_

0 celoteh:

:f :D :) ;;) :x :$ x( :?

:@ :~ :| :)) :( :s :(( :o
Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

endahaibara Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review